Friendshit
Segala sesuatu yang berawal tidak baik, akan berakhir tidak baik juga.
“Jadi, cerita ini diambil dari kisah nyata?” Tanya seorang jurnalis. Aku menanggapinya dengan tersenyum, seraya dengan itu, anganku kembali ke tahun 2018, dimana segala yang aku tulis dalam buku ini, benar-benar terjadi.
Sebuah cerita kelam, namun kini ku jadikan pelajaran, bahwa tak semua yang ku mau berjalan sesuai rencana. Tak semua, yang ku kira memiliki akhir bahagia, memang begitu adanya. Juga, tak semua senyum yang ku kira benar indah bagai cahaya sang surya, tak bermakna terbalik, dari apa yang terlihat.
Namanya, Jupiter. Jupiter Aksara Wirdjadinata. Si pencuri hati, yang berhasil meruntuhkan tingginya benteng pertahananku. Si pembawa bahagia, dalam setiap hal kecil yang Ia lakukan untukku. Si penghancur jiwa rapuh, yang mulanya percaya bahwa cinta dan akhir bahagia benar adanya.
Aku bertemu dengannya, di pesta ulang tahun temanku, yang awalnya tak akan kuhadiri. Ayolah, aku sangat benci keramaian, sehingga pesta dengan banyak orang, dan musik menggema, bukan ide yang bagus. Namun Dasha, si wanita cantik yang berulang tahun, terus memaksaku untuk datang.
Seperti yang kuduga, pesta itu membosankan. Terasa menarik bagi yang lain, tapi tidak denganku. Kenapa ya, orang-orang, sangat suka keramaian?
“Males engga, sih? Rame banget di dalem.”
Tubuhku sedikit terperanjat, tatkala ku dengar suara itu. Suara yang saat itu, menjadi yang sangat kusukai. “Gimana?”
“Itu.” Tunjuknya ke arah ruang pesta. “Rame banget, kalau bukan karena Dasha, gue males banget dateng ke tempat rame begini.”
Aku hanya menganggukkan kepala sebagai tanggapan, bukannya sombong, namun aku memang tak pandai berbasa basi dengan orang tak dikenal.
“By the way, Jupiter. Mama sih biasa manggilnya, Juju.” Ucapnya seraya mengulurkan tangan padaku. Tentu saja, kusambut dengan senyum, hal ini termasuk tatakrama, kan? “Talia, panggil Talia aja gapapa.”
Dan disana, semua bermula. Kisah pahit yang kini ku abadikan dalam buku, hanya sebagai bukti kepada mereka yang telah menyakitiku, bahwa si rapuh ini, kini dapat berdiri tegak kembali.