L'Amour Éternel

Sebuah catatan dari aku, yang pernah kau janjikan untuk mengarungi kerasnya hidup bersama.


Hari ini, awan mendung, sang surya seolah malu untuk memancarkan sinarnya. Teruntuk kamu, si pencuri hati yang kini telah damai dalam lindungan-Nya, izinkan aku untuk menulis kembali segala hal tentang kita.

Mereka bilang, jika kamu menjalin kasih dengan dia yang gemar menulis cerita, percayalah, saat Ia memutuskan untuk menuliskan kisahmu dalam karyanya, kamu akan abadi disana.

Dan itu, yang akan kulakukan. Memutar kembali kisah yang telah usang, memanggil kembali segala tawa, bahkan tangis yang pernah terlukis. Karena aku, ingin segala tentangmu tetap abadi, meskipun nyatanya, segala yang ku lihat tentangmu saat ini, hanya sebatas ilusi.

Aku ingat, saat itu aku hanya seorang seorang siswa SMA kelas 10. Seorang gadis remaja, yang sesungguhnya tak memiliki hal yang begitu spesial untuk diceritakan.

Namun hari itu, aku bertemu dengannya. Si pemilik senyum manis, pencuri hati yang kini hanya hidup dalam memori. Namanya, Caspian. Caspian Nicholas Putera.

Entah apa yang Ia lakukan saat itu, tapi tiba-tiba, Ia menghampiriku dan mengatakan, “Lo ada pulpen warna item, engga? Tapi yang merk faster.

Saat itu, tak ada jawaban yang ku berikan, tapi aku langsung memberikan apa yang Ia ingin pinjam, kebetulan aku memang memilikinya. Ku kira, saat itu adalah kali pertama dan terakhir ku bertemu dengannya, namun nyatanya, takdir menuntunku untuk melihat paras itu lagi. Hingga akhirnya, bukan hanya pulpenku yang Ia pinjam, tapi juga hatiku.

Bedanya, pulpen yang Ia pinjam saat itu, Ia kembalikan. Tapi hatiku, tak kunjung Ia kembalikan sampai saat ini. Segala rasa dan kenangan yang ku punya untuknya, Ia simpan rapi, dan didekap erat hingga perjalanannya menuju keabadian.

Caspian, bagaimana disana? Kamu, masih menyimpan hatiku dengan baik, kan?